Dewasa ini bangsa Indonesia mengalami perubahan yang
sangat cepat serta berdampak jangka panjang yang sangat menentukan masa depan
kebudayaan nasional, bangsa dan negara secara menyeluruh, secara inten
perubahan ini merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari akibat arus
reformasi yang mulai didengungkan pada tahun 1998 yang mengakibatkan perubahan
hampir disemua bidang kehidupan masyarakat
Indonesia.
Secara ekternal proses globalisasi secara langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia, proses ini sangat mempengaruhi kehidupan karakter bangsa yang tumbuh akibatnya majunya teknologi yang mayoritas tidak sejalan dengan perilaku dan nilai-nilai luhur budaya bangsa, mengingat pertemuan teknologi dan pembauran kebudayaan yang mengiringi globalisasi yang oleh masyarakat sering dilihat dan diambil bukan pada aspek positifnya melainkan hanya pada gaya hidup yang sebenarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Secara ekternal proses globalisasi secara langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia, proses ini sangat mempengaruhi kehidupan karakter bangsa yang tumbuh akibatnya majunya teknologi yang mayoritas tidak sejalan dengan perilaku dan nilai-nilai luhur budaya bangsa, mengingat pertemuan teknologi dan pembauran kebudayaan yang mengiringi globalisasi yang oleh masyarakat sering dilihat dan diambil bukan pada aspek positifnya melainkan hanya pada gaya hidup yang sebenarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Sementara itu nilai-nilai luhur budaya asli Indonesia
semakin terpuruk dan hampir tidak bisa bertahan eksistensinya di negara sendiri
dengan munculnya budaya asing yang dianggap modern sedangkan budaya asli dengan
mudahnya dianggap sebagai satu budaya yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan
perubahan dan tidak memiliki kemampuan membuat perubahan, perbaikan dalam
memecahkan masalah-masalah yang timbul dari dampak masuknya budaya modern
tersebut.
Sungguh mengenaskan, bangsa Indonesia yang dulu
terkenal memiliki kebudayaan tinggi, ramah, sopan, dan sangat toleran kini
berubah menjadi bangsa yang egois, emosional, mudah tersinggung dan tidak taat
hukum sehingga lebih memilih jalan kekerasan dalam menyelesaikan masalah dari
pada cara-cara rasional dan musyawarah yang merupakan ajaran asli nusantara
seperti yang tertuang dalam sila Pancasila.
Kesadaran memahami dan melaksanakan nilai-nilai luhur
butir Pancasila yang semakin hilang sangat mempengaruhi perilaku hidup bangsa,
sehingga negeri ini semakin carut marut.
Sementara ajaran asli nusantara yang merupakan warisan
nenek moyang bangsa Indonesia tidak lagi dianggap sebagai ajaran yang memiliki
kemampuan mempertahankan dan mempersatukan bangsa Indonesia.
Bangsa ini telah lupa bahwa 72 tahun sudah, negeri ini mampu bertahan dari
semua gangguan berkat adanya perekat
erat bangsa yakni Pancasila dengan BHINNEKA
TUNGGAL IKA-nya serta UUD 1945 yang merupakan Dasar Negara dan Ideologi
bangsa serta sumber hukum Republik Indonesia.
AJARAN DAN NILAI KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA
ESA
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah warisan yang tidak ternilai
dari leluhur bangsa ini karena merupakan satu-satunya upaya manusia Indonesia
dalam mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara menjalankan ajaran asli
Nusantara. Menyikapi kondisi negeri saat ini maka sepantasnyalah kita seluruh
Penghayat, khususnya generasi muda dan kaum perempuan saling bahu membahu
berdasar Pancasila dan bersama berjalan diatas Bhinneka Tunggal Ika untuk tetap
mempertahankan Negeri ini dengan senantiasa bersujud kepada Gusti Ingkang Maha
Agung, berkarya dan bergaul.
Generasi Muda Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa adalah aset negara yang tidak bisa dipandang rendah keberadaannya
karena Penghayat adalah satu-satunya kelompok yang dengan gigih mempertahankan
dan melestarikan budaya Nusantara yang adiluhung demi tetap utuhnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk itu demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan
seluruh Penghayat, Generasi Muda dan kaum Perempuan agar tetap teguh
menjalankan 5 elemen pokok bangsa yang disebut LATU DAMAI dan 7 JIWA NUSANTARA yakni
:
LATU DAMAI:
1.
Pancasila.
2.
Bhinneka Tunggal Ika.
3.
Undang-undang Dasar 1945.
4.
Bendera Merah Putih.
5.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
JIWA NUSANTARA:
1. Bersujud Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berbudi pekerti luhur.
3. Saling menghormati
4. Rela berkorban.
5. Gotong Royong.
6. Bangga sebagai bangsa Indonesia.
7. Bersatu.
Manakala seluruh bangsa Indonesia terutama seluruh
Generasi Muda Penghayat diharapkan memiliki kesadaran menghayati dan
melaksanakannya. Kita yakin Negeri yang kita cintai ini akan kembali pulih dan
bahkan akan menjadi negeri yang aman, damai, dan sentosa dalam lindungan Gusti
Ingkang Maha Agung. Rahayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar