
Dialog budaya yang dibuka Gubernur
Jateng Bp. Ganjar Pranowo di Wisma Perdamaian, Jl Imam Bonjol, Semarang, Selasa 10/09/13 membahas keberagaman kekayaan warisan kebudayaan di Jateng.
Selain itu juga menggali pendekatan budaya guna memecahkan persoalan
masyarakat.
Gubernur memaparkan secara singkat bagaimana
berkepribadian di bidang kebudayaan untuk mengimplementasikan program
kerja dan pembangunan birokrasi bersih dalam kepemimpinannya. “Sila Ke 4 Pancasila memberikan tuntunan musyawarah mufakat melalui rembugan menjadi salah satu kekuatan
budaya yang harus terus dibangun sehingga lingkungan demokrasi bisa
tumbuh, saling mengisi di alam demokrasi,” ujarnya. Budaya Jateng, katanya, juga akan terbentuk ketika wilayah yang
potensial dalam hasil bumi dan hortikultura mampu berdaulat pangan dari
hasil pertanian yang ada di wilayah ini.
Melalui budaya rembugan juga budaya malu, Bp. Ganjar berharap semua
permasalahan di Jateng bisa diselesaikan dengan terbuka sehingga slogan
“Mboten Ngapusi Mboten Korupsi” benar-benar memengaruhi lingkungan yang
saat ini dinilainya masih korup.
Kepala Disbudpar Jateng Dr. Prasetyo Aribowo, SH, M.Soc SC menyatakan,
tujuan dialog untuk mencari masukan terkait pengembangan kebudayaan di
Jateng. ''Kami mencoba menggali aspek nilai kebudayaan yang bisa
memberikan manfaat dalam akselerasi pembangunan daerah. Hal ini selaras
dengan pemikiran trisakti Bung Karno, yakni berkepribadian di bidang
kebudayaaan,'' katanya di sela-sela dialog budaya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar