Usaha untuk melestarikan keanekaragaman budaya dan kearifan lokal
bukanlah perkara mudah, terutama di tengah derasnya fenomena globalisasi
budaya. Tugas itu menjadi strategis untuk diemban oleh kaum muda, yang
justru secara perlahan kian dijauhkan dari akar budaya masyarakat dan
bangsanya.
Sejumlah narasumber kompeten pun dihadirkan, seperti Kabid Nilai
Budaya, Seni, dan Film Disbudpar Jateng, Drs Budiyanto, S.H. M.Hum,
Sekretarias Disbudpar Batang Suprayitno S.Kar, Peneliti Utama Balai
Pelestarian Nilai dan Budaya Yogyakarta Suyami, S.S. M.Hum, Drs Sutopo MPd
dari Dinas Pendidikan Jateng, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unnes Prof. Dr. Agus
Nuryatin, M.Hum, serta Dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip Dr. Agus Maladi
Irianto, MA.
Untuk itu, lanjut dia, pengenalan berbagai macam seni tradisi perlu
dilakukan melalui upaya nyata, misalnya melalui kegiatan pertunjukan
rutin, festival, dan lomba. Seiring itu, proses penggalian nilai atas
ragam seni tradisi tersebut pun wajib dilakukan, justru untuk memperkuat
karakter bangsa. “Tak hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Generasi
muda harus terlibat dan melibatkan diri dalam aktivitas penguatan seni
tradisi ini, agar mereka mengenal kekayaan budaya bangsanya” tandasnya.
Peneliti Balai Peestarian Nilai Budaya Yogyakarta, pun menilai Budaya
Jawa sangatlah kaya dengan khasanah kearifan lokal yang dibutuhkan
dalam pembangunan karakter bangsa. Sayangnya, kekayaan itu kini mulai
ditinggalkan masyarakat. “Maka perlu upaya serius untuk merevitalisasi
dan mengkampanyekan nilai-nilai kearifan lokal, terutama terhadap
generasi penerus bangsa,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar