Setelah upacara pembukaan selesai dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh beberapa nara sumber. Berikut beberapa paparan materi yang terdiri dari :
- “Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap Pelayanan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”, dengan penyaji Drs. Budiyanto, S.H. M. Hum. – Kepala Bidang Nilai Budaya, Seni dan Film mewakilii Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.
- “Pelaksanaan Ajaran Nilai-nilai Luhur dalam Kehidupan Bermasyarakat”, dengan penyaji : Romo Guru KRA. Suryaningrat II - Pembina Perguruan Trijaya Padepokan Argasonya Pusat Tegal - Organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kabupaten Tegal.
- “Toleransi Keberagaman Suku, Adat, Ras, Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”, dengan penyaji : Dra. Suyamni,M.Hum. – Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta
- “Kontribusi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Pembangunan Bangsa”, dengan penyaji : Widodo Brotosejati,S.Sn. M.Sn - Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
- “Partisipasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Pembangunan Mental Spiritual Bangsa”, dengan penyaji : Dra. Suspriyanti, M.M. - Kepala dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Tegal.
- “Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah”, dengan penyaji : Drs. Sutopo, M. Pd. – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Dari beberapa materi yang disampaikan oleh para nara sumber, ada hal menarik yang perlu menjadi perhatian oleh kita semua. Apa yang disampaikan oleh Romo Guru KRA Suryaningrat II bahwa dari sekian banyaknya pitutur luhur yang ada di bumi nusantara sebagai peninggalan nenek moyang, dapat dirumuskan menjadi 7(tujuh) pitutur luhur yang dinamakan sebagai "Jiwa Nusantara", diantaranya sebagai berikut :
Dengan mendengarkan beberapa saran, masukan, dan hasil tanya jawab antara peserta dengan narasumber, menghasilkan beberapa rumusan sebagai berikut :
- Bersujud Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Berbudi pekerti luhur.
- Saling menghormati
- Rela berkorban.
- Gotong Royong.
- Bangga sebagai bangsa Indonesia.
- Bersatu.
Dengan mendengarkan beberapa saran, masukan, dan hasil tanya jawab antara peserta dengan narasumber, menghasilkan beberapa rumusan sebagai berikut :
- Pengamalan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dimanfaatkan/diberdayakan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Eks Karesidenan Pekalongan untuk mengingatkan kembali peran serta Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam pembangunan mental spiritual bangsa.
- Pelaksaaan Pengamalan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dimanfaatkan untuk saling tukar informasi antar organisasi penghayat mengenai dinamika kehidupan beroganisasi dan bermasyarakat.
- Pelaksanaan Pengamalan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa memberi manfaat bagi organisasi penghayat untuk membuka wawasan akan dampak globalisasi dan bersikap arif dalam pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa
- Pengamalan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat ditindaklanjuti di masing-masing Kabupaten/Kota dan untuk Provinsi perlu melanjutkan kegiatan yang sama di wilayah eks-Karesidenan lain.
- Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti Luhur agar ditingkatkan lagi dari pendidikan dasar sampai ketingkat lanjut baik peserta didik maupun tenaga pendidik.
- Mengimplementasikan nilai budaya luhur bangsa secara sadar dan terus menerus dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara oleh segenap warga penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan pemerintah dari tingkat pusat sampai tingkat desa sebagai suri tauladan bagi segenap warga negara Indonesia.
- Pemerintah agar kiranya memfasilitasi kepada organisasi kepercayaan baik organisasi kepercayaan ditingkat pusat sampai tingkat kabupaten/kota untuk pengadaan alat-alat musik tradisional sebagai sarana organisasi kepercayaan dalam upaya melestarikan seni dan budaya yang bersumber dari hasil karya para leluhur atau nenek moyang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar