Ini merupakan tahun ke dua kita memperingati Tahun Baru Nusantara di puncak Watu Ireng sebagai Hari Raya Nusantara, dan kali ini peserta dan tamu undangan lebih banyak dibandingkan tahun lalu, jelas KRT. Asworo Palguno Hastungkoro, Ketua Paguyuban Kawruh Jawa Jawata.
Diperingati sebagai Hari Raya Nusantara, tahun baru 1 Kasa ini bertepatan dengan posisi matahari berada pada paling utara wilayah nusantara yaitu kisaran 23.5 derajat lintang utara. Dalam kepercayaan masyarakat nusantara hal ini dijadikan sebagai pedoman dalam aturan kehidupan, misalnya pada tata cara pemakaman dimana meletakkan bagian kepala pada arah utara. Tata cara ini juga diikuti oleh beberapa agama yang ada di negara kita, lanjut Asworo Palguno.

Pada acara ini juga dibacakan "Tahun - Tahun Penting Sejarah Bangsa Jawa" oleh KRT. Dr. Purwo Susongko, M.Pd, dosen UPS Tegal. Tahun penting ini terhitung sejak tahun 230 SM yang menjelaskan tentang seseorang yang bernama Ki Sendang yang mempunyai kepercayaan sebagai agama Jawa dimana mempunyai dasar percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbasis pada budi pekerti luhur. Perkembangan kerajaan - kerajaan di nusantara, khususnya di tanah jawa ini membuat bangsa jawa semakin mengalami penurunan dalam hal berkeyakinan kejawaannya. Keadaan ini sangat drastis setelah kehancuran kerajaan Majapahit saat dipimpin oleh Brawijaya V yang diserang oleh putranya sendiri Raden Patah dari kerajaan Islam Demak. Dari perjalanan yang dibacakan menerangkan bahwa bangsa jawa semakin kesini semakin hilang identitas kejawaannya dalam hal beragama jawa.
Hadir juga sebagai tamu undangan pada acara ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kasi Nilai Budaya, Bidang Nilai Budaya, Seni dan Film, Eny Haryanti, S.Pd, M.Pd. Dalam sambutannya, secara umum Pemerintah Provinsi Jawa Tengah senantiasa mendukung acara seperti ini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan budaya asli peninggalan leluhur. Harapannya dalam waktu yang akan datang bisa dikemas lagi dengan lebih menarik khususnya bagi generasi muda agar ikut berperan serta dalam pelestarian tradisi dan budaya asli nusantara.
WATU IRENG

Watu Ireng terletak di desa Lambur, Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Sebuah daerah perbukitan lereng Rogojembangan. Daerah ini terletak sekitar 20 Kilometer dari Kajen, ibu kota Kabupaten Pekalongan. Bukit Watu ireng ini lumayan luas, kira-kira sekitar 2 hektar lebih, dan ketinggiannya memungkinkan hamparan perkebunan dan hutan hijau Pekalongan bagian selatan akan terlihat jelas oleh pandangan mata. Seperti batu monolith lainnya, bukit seluas 2 hektar ini terdiri dari batu tunggal yang padat, batunya berwarna hitam dan sangat keras.