 |
Ny. Nur Inayah Salim, finalis dari Jepara
saat tampil dipanggung |
Selasa (24/4), ratusan penonton yang berada dalam Gedung Dharma Wanita Persatuan, Jl. Menteri Supeno Semarang, seakan terhanyut dalam kisah Kartini. Kisah ini diceritakan dalam sebuah lomba Story Telling RA. Kartini yang diikuti anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) se Provinsi Jawa Tengah.
Lomba yang diadakan DWP Jateng ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kartini ke 139 tahun 2018. Lomba ini diikuti 13 finalis, dimana para finalis tersebut merupakan hasil proses penyaringan dari 70 peserta yang berasal dari kabupaten/kota dan OPD provinsi Jawa Tengah.
Kisah Kartini sejak lahir hingga wafat diceritakan dengan penuh penjiwaan secara bergantian oleh para finalis menjadi 13 episode yang berbeda-beda. Mereka membawakan kisah Kartini dengan seni dan gayanya masing-masing. Bermacam-macam
property dari meja, kursi, buku, boneka bayi, lampu teplok, foto Kartini, hingga perangkat gamelan saling bergantian menghiasi panggung. Beberapa finalis juga ada yang menunjukkan bakatnya dalam olah tembang macapat, seolah para penonton dibawa pada masa itu yang kental dengan budaya jawa.
Selain itu beberapa peserta juga melibatkan beberapa orang sebagai peraga untuk mengilustrasikan ceritanya. Sebagai contoh ada yang memerankan Kardinah (adik Kartini), Sosorokartono (kakak Kartini), Rosa Abendanon (sahabat Kartini), dll.
Lomba ini dibuka oleh Sekda Jateng Dr. Ir. Sri Puryono KS MP yang sekaligus Penasihat DWP Provinsi Jateng. Dalam sambutanya, Sri Puryono
menjelaskan, seperti yang disampaikan RA Kartini, dengan pendidikan yang
berorientasi kepada nalar dan akhlak, diharapkan mampu menempatkan diri
dan bersikap sebagai bangsa yang berharkat dan bermartabat. Bila orang
hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, kecerdasan pikiran dan
pertumbuhan budi juga harus dimajukan.
“Semua itu juga mengandung makna, bahwa sejatinya tugas kaum
perempuan itu juga tidak lebih ringan dari tugas kaum laki-laki. Sama,
bahkan relatif lebih berat, karena pendidikan juga diawali saat anak
masih dalam kandungan,” jelasnya.
"Saya berharap,
sekolah, masyarakat, keluarga semua terlibat untuk membentuk generasi
muda sebagai generasi berkarakter, santun, berbudi pekerti baik, dan
cerdas,” bebernya. Hal ini selaras dengan tema Hari Kartini 2018, yaitu “Dengan Semangat Kartini, Kita Tingkatkan Kualitas
Keluarga Dalam Menguatkan Pendidikan Karakter Generasi Penerus Bangsa”,
maka jadikan generasi muda sebagai generasi masa kini yang berkarakter,
serta cerdas secara total, baik secara intelektual, spiritual maupun
emosional."
 |
Ketua DWP Jateng, Ny. Rini Sri Puryono
berfoto besama dengan para pemenang lomba |
|
Senada disampaikan Ketua DWP Jateng Ny. Rini Sri Puryono. RA
Kartini merupakan tokoh wanita Jawa yang mampu membangun dan mendukung
peradaban. Guna mendukung hal itu, semua warga Indonesia
termasuk keluarga anggota Dharma Wanita untuk meneladani perjuangan RA
Kartini.
"Generasi penerus negeri diharapkan merupakan generasi
yang beriman, berintegritas, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri,
demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, kewirausahaan,
kepeloporan, serta berbudaya", tambahnya.
Dewan juri lomba ini terdiri dari unsur budayawan, sastrawan, sekaligus
jurnalis bidang sastra, yakni Maston Lingkar, Hendry TM, dan Triyanto Triwikromo. Dari sidang dewan juri menghasilkan 6 pemenang. Diantaranya sebagai Juara I diraih Ny. Nur Inayah Salim dari DWP Kabupaten Jepara, Juara II oleh Ny. Rika Budi Antowati dari DWP Undip, dan Juara III diraih Ny. Novia Rizki Hapsari dari DWP Kabupaten Pati.
Sedangkan Juara Harapan I diraih Ny. Eny Haryanti Bambang dari DWP Setda Prov Jateng, disusul Ny. Anif Maghfiroh dari Setwan DPRD Jateng dan Harapan III diraih Ny. Yunita Kuswarjanti Murtiningsih dari DWP Kabupaten Klaten.