Keberagaman seni dan budaya Jawa Tengah menjadi bagian dari kekayaan
budaya nusantara. Agar terjaga kelestariannya, semua harus terlibat
memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa seni budaya daerah
merupakan kekayaan negara bernilai tiada terhingga, maka harus dirawat
dan dihidupkan.
“Semua harus terlibat, termasuk bapak dan Ibu yang ada di sini untuk
ikut melestarikan budaya terutama kepada generasi muda bangsa. Kekayaan
seni budaya daerah tidak hanya nguri-uri tetapi juga harus diuripi atau
dihidupkan,” ujar Sekda Jateng Dr. Ir. Sri Puryono KS saat pengarahan
sekaligus membuka Rakerda Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jateng di
Hotel Swiss Belinn Saripetojo Surakarta, Jumat (19/1).
Rakerda yang dirangkai dengan sarasehan seni budaya nusantara bertema
“Peningkatan Pemahaman Ideologi Negara” itu, dihadiri Ketua Umum KSBN Pusat Mayjend TNI
(Purn) Hendardji Soepandji SH, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti
Moeng, serta sekitar 200 peserta terdiri dari pelaku seni, budayawan,
serta perwakilan instansi terkait dari 35 kabupaten/ kota se-Jateng.
Menurut Sekda, menjaga dan melestarikan budaya nusantara bukan
berarti antibudaya asing, melainkan bisa memilah dan memilih, saring dan
sharing budaya yang beragam di tengah era globalisasi dan
digitalisasi seperti sekarang, serta bagaimana pemahaman terhadap
ideologi negara.
Tidak kalah penting adalah memberikan pemahaman tentang budaya daerah
sejak dini kepada anak-anak, dan mengajak mereka mencintai budaya asli
nusantara. Tidak perlu yang muluk-muluk, mulailah dari tingkat keluarga
dengan pengenalan unggah-ungguh, kesenian dan budaya lokal, kuliner,
kemudian di sekolah melalui pelajaran muatan lokal.
Selain itu, berikan peluang atau kesempatan seluas-luasnya kepada
generasi muda bangsa untuk melakukan kolaborasi budaya antar daerah.
Terlebih Jawa Tengah memiliki kesenian dan budaya lokal yang khas di
masing-masing daerah. Seperti tari Bedoyo, Gambyong, Topeng Ireng, Jaran
Kepang, dan Lengger. “Harapan saya mudah-mudahan bisa direnungkan, bagaimana agar seni
budaya kita di Jawa Tengah yang hampir punah bisa bangkit kembali,” jelasnya.
Seiring kemajuan teknologi, imbuh Sri Puryono, keberadaan media
sosial bisa membantu untuk membangkitkan dan menggerakkan masyarakat,
mengenal dan melestarikan budaya nusantara. Apabila ada kegiatan,
pagelaran, araupun segala hal yang menyangkut seni budaya, dapat
disebarluaskan melalui media sosial.
“Kalau ada event terkait seni budaya yang diviralkan melalui media
sosial, hal itu mampu mengundang orang datang berbondong-bondong.
Seperti festival rambut gimbal, festival Sungai Serayu, reog paguyuban,
ketoprak PNS di Kabupaten Pati namanya Praja Budaya,” terangnya.
Ketua Panitia Sarasehan sekaligus Kepala Kesbangpol Jawa Tengah, Drs. Ahmad Rofai M.Si
mengatakan, KSBN dibentuk dengan harapan berbagai kebudayaan dan
kesenian lokal bisa dikembangkan dengan baik. Selain itu juga mampu
menyaring dan menyeleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan
norma norma budaya indonesia.
“Maksud diadakannya kegiatan ini, adalah untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya pelaku seni dan budaya
terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa,” jelasnya.
Sumber : Humas Jateng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar