Sungguh menggetarkan jiwa, jika melihat anak anak kecil dengan penuh perasaan, kepiawaian, dan kelincahannya, menyatukan seni tari, drama, musik, dan macapat dalam sebuah wayang bocah.
Pemkot Surakakarta melalui Dinas Kebudayaan, menggelar Festival Wayang Bocah 2018 di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Solo. Acara ini digelar selama 3 hari, yaitu 5-7 Juli 2018.
FWB 2018 adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengenalkan
budaya bangsa kepada anak, dengan cara yang menyenangkan dan tidak
rumit. Lewat cerita dongeng nusantara, permainan tradisional, main alat
musik tradisional atau teater, pesan moral dan kearifan lokal dapat
tertransfer dengan lembut dan efektif.
Tujuan diadakan festival ini tidak lain
untuk menumbuhkan kesadaran generasi penerus bangsa akan pentingnya arti
budaya bangsa. Pengenalan budaya sejak dini memberikan edukasi kepada
anak tentang keberagaman budaya yang harus saling dihargai sehingga
norma dan nilai budaya bangsa akan dapat terwariskan pada generasi
selanjutnya.
Kepala Bidang Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Iis
Purwaningsih mengatakan dengan mengenalkan budaya melalui Festival
Wayang Bocah kepada anak sejak dini akan mengajarkan anak bersentuhan
langsung pada budaya. Sehingga kedepan anak-anak kita akan menjadi
generasi yang bangga dengan budaya bangsa sendiri, mencintai, dan
melestarikan nilai-nilai luhur budaya serta bisa mengembangkan sikap
menghargai keberagaman budaya bangsa.
“Ini adalah cara kita untuk menularkan virus baik bahwa budaya lokal
itu tidak kalah dengan budaya asing, selama ini ada kecenderungan budaya
asing mulai mengikis budaya lokal. Itu yang menjadi fokus kami, karena
anak-anak usia SD-SMP merupakan usia golden age di kehidupan.
Dengan mereka mulai memahami indahnya pentas wayang orang mereka
diharapkan nantinya bisa menerapkan falsafah-falsafah yang ada di cerita
wayang,” ungkap Iis.
Festival ini merupakan yang ke 7 kalinya dan diikuti oleh 9 sanggar yang berasal dari
Kota Solo, yaitu Sanggar Sono Puspo Budaya Surakarta, Sanggar Tari
Soeryo Soemirat, Sanggar Tari Metta Budaya, Sanggar Eka Santhi Budaya,
Sanggar Galuh Art, SD Kasatriyan Surakarta, Sanggar Sarwi Retno Budaya
Surakarta, Sanggar Gedhong Kuning dan Paguyuban Guru Tari (PAGUTRI)
Surakarta.
Setiap sanggar rata-rata menampilkan 50 peserta yang terdiri dari
siswa SD usia 9 tahun hingga siswa kelas 3 SMP. Para peserta memperebutkan kejuaraan yang dibagi dalam dua kategori, yang pertama
kategori utama (kelompok) dan yang kedua kategori atribut (perorangan).
Dengan total hadiah mencapai Rp 30 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar