Sejumlah tokoh dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan organisasi lintas agama/kepercayaan di Kota Semarang, kemarin Jumat (22/5) berkumpul di UDD (Unit Donor Darah) Kota Semarang, yang terletak di Jl. Soegrijapranata Semarang. Mereka menggelar sebuah acara pembukaan aksi kemanusiaan berupa donor darah lintas agama dan kepercayaan yang bertajuk "Berbagi Darah Di Masa Pandemi Covid-19".
Kegiatan ini diselenggarakan oleh FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Provinsi Jawa Tengah, PELITA (Persaudaraan Lintas Agama) Semarang dan Humanity First Indonesia. Elemen organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan yang ikut terlibat acara ini diantaranya Gusdurian
Semarang, PGIW Jateng, PHDI Jateng, Walubi Jateng, Permabudhi Jateng,
Matakin Jateng, WKRI Semarang, Perguruan Trijaya, YPSS Semarang,
Magabhudi Jateng, Gema FKUB Jateng, MNDBDI Jateng, Puanhayati Jateng,
Persada Kota Semarang, dan Give Blood Community.
Virus Corona atau Covid-19 akhirnya masuk ke Indonesia setelah pertama kali virus ini muncul pada Oktober 2019. Sejak pengumuman resmi terkait virus Corona ini diumumkan oleh Presiden tanggal 2 Maret 2020, virus ini makin mengganas dan menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Per-tanggal 16 Mei 2020 yang positif 17.025, sembuh 3911, dan meninggal 1089. Bahkan penyebarannya sudah mencapai 34 propinsi di Indonesia.
Efek dari pandemi Covid-19 ini dirasakan oleh berbagai sektor kehidupan termasuk kelangkaan stok darah merupakan salah satu efek yang ditimbulkan dari Covid-19 ini. Banyak sekali pihak yang membutuhkan darah mengalami kesulitan untuk mendapatkannya di tengah pandemi Covid-19. Faktor terbesar dari kelangkaan darah ini adalah karena ketakutan akan keamanan tempat donor dan kekhawatiran tertularnya virus Covid-19. Padahal pihak PMI sudah membuat standar keamanan tersendiri bagi pendonor dan memastikan para pendonor tetap aman mendonorkan darahnya.
Di masa pandemi Covid-19 ini PMI di berbagai daerah kehabisan stok dan mengalami penurunan stok darah yang sangat drastis, yaitu berkurang 50% stok darah. Sehingga banyak pasien kesulitan untuk mendapatkan darah. Melalui gerakan “Berbagi Darah di Masa Pandemi Covid-19” ini diharapkan bisa mengedukasi, menggerakan relawan donor darah dan masyarakat umum untuk tetap melakukan donor darah serta membantu pemerintah dan juga masyarakat yang membutuhkan darah dengan mengajak para relawan donor darah dari berbagai elemen organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan untuk tetap melakukan aktivitas donor darah dengan aman.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 22 Mei sampai dengan 30 Juni 2020 yang diawali oleh para pendonor dari perwakilan organisasi yang akan dilaksanakan di Gedung Unit Donor Darah PMI kota Semarang. Untuk seterusnya kegiatan donor darah ini bisa diadakan di tempat-tempat ibadah atau sekretariat-sekretariat organisasi masing-masing yang terlibat dalam aksi kemanusiaan ini ataupun bisa datang mandiri ke PMI di wilayahnya dengan terlebih dahulu mendata jumlah pedonor kemudian dilaporkan kepada Koordinator Kegiatan Donor Darah via Humanity First Jateng.
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang
melakukan aksi amal kasih berupa berbagi bantuan kebutuhan pangan bagi
pondok pesantren. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti seruan Paus
Fransiskus, Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb, dan Pemerintah
Indonesia.
Pondok Pesantren yang menerima bantuan itu antara lain; Roudhotus
Sholihin, Sayung, Demak dan warga desa Loireng di kampung sekitar
pesantren tersebut serta Pondok Pesantren sekaligus Panti Asuhan Darul
Yatim di Sayung, Demak. Rumah Singgah Anak Aira Semarang, dan Panti
Asuhan Kyai Ageng Majapahit Semarang. Pengiriman bantuan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, 16 -17 Mei 2020.
Tim Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung
Semarang mengikutsertakan Persaudaraan Lintas Agama Kota (PELITA) Semarang, Penghayat Kepercayaan Perguruan Trijaya, dan tim relawan SalingJaga
Gusdurian.
Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan
Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang menyatakan aksi peduli sesama ini
merupakan bagian tak terpisahkan dari Gerakan bersama secara spiritual
yang baru saja dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2020.
“Aksi ini juga sekaligus perwujudan pemenuhan hukum cinta kasih yang
tertuang pada Injil Matius 22:37-40, Markus 12:28-34, dan
Lukas 10:25-28. Hukum kasih itu mencakup perintah mengasihi Allah dan
sesama, supaya semua orang saling mengasihi seperti Kristus telah
mengasihi kita,” ucapnya saat dihubungi pada Minggu (17/5/2020) usai
melakukan rangkaian kegiatan pemberian bantuan.
Sebelumnya pada tanggal 14 Mei 2020, pimpinan umat Katolik sedunia,
Paus Fransiskus, telah menerima permohonan dari Komisi Tinggi untuk
Persaudaraan Manusia. Komisi tersebut menyerukan kepada para pemeluk
agama dan kepercayaan dari semua agama dan keyakinan agar bersatu secara
spiritual untuk berdoa dan berpuasa pada. Aksi puasa dan amal tersebut
guna memohon kepada Tuhan agar menolong umat manusia mengatasi wabah
corona.
Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb, menyambut gembira seruan
itu dan mendukung Gerakan bersama untuk berpuasa, berdoa dan beramal.
“Hal tersebut makin istimewa karena dilaksanakan bersama umat Muslim
yang juga sedang berpuasa di bulan Ramadhan,” tukas Romo Didik dengan
bangga. Maka, menurut Romo Didik, melalui aksi peduli sesama ini, dirinya berharap Kasih Allah menjadi nyata dan dialami bersama.
“Orang yang dipenuhi kasih Allah akan juga berbuat kasih pada
sesamanya. Dengan demikian dunia ini akan diwarnai kasih persaudaraan
dan damai sejahtera,” harapnya. Romo Didik menambahkan, aksi peduli kasih ini juga dilaksanakan untuk mewujudkan solidaritas dalam mengatasi virus corona. “Kita mengetahui bahwa virus corona ini tidak hanya menyerang
orang-orang yang terpapar secara kesehatan, namun juga berdampak bagi
orang lain sehingga ada yang terpapar secara sosial, ekonomi, Pendidikan
dan lain-lain,” jelasnya.
Melalui aksi peduli kasih ini, Romo Didik berharap dapat
membangkitkan rasa pengharapan ditengah situasi yang sulit ini. Sebagai
sesama saudara sebangsa dan makhluk ciptaan Tuhan, lanjutnya, sudah
sewajarnya kita saling memperhatikan dan membantu.
“Virus ini telah menyerang umat manusia tanpa diskriminasi, maka kita
pun harus berjuang melawannya secara bersama tanpa diskriminasi juga.
Kami berharap aksi peduli sesama ini dapat semakin menguatkan jalinan
persaudaraan dan kerukunan umat beragama di Indonesia, khususnya kota
Semarang dan sekitarnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kiai Muhammad Abdul Qodir, pengasuh Pondok Pesantren
Roudhotus Sholihin berharap semoga umat Muslim yang sedang menjalankan
ibadah puasa dapat terdukung dengan bantuan bahan pokok ini untuk sahur
atau pun buka puasa.
“Selanjutnya semoga semua umat Muslim dalam keadaan sehat sehingga
bisa menyambut hari Idul Fitri dengan penuh suka cita,” harap kyai Muda
yang pernah satu kos dengan Romo Didik saat kuliah di Jogjakarta. Dirinya merasa terharu dan gembira atas kepedulian dari umat lintas
agama, khususnya Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan
Agung Semarang.
“Di tengah pandemi Covid19, kita sebagai umat manusia tetap dapat
saling memperhatikan dan membantu. Kami akan bagikan bantuan untuk warga
RT di desa Loireng yang terdampak sosial ekonomi karena covid19. Kami
berharap warga dapat merasakan indahnya persaudaraan lintas agama dengan
saudara sebangsa dan setanah air,” pungkas Kyai Qodir. (Mushonifin).